Tuesday, 17 February 2015

*CATATAN HATI JONO*



Namu ku jono, saya tinggal diperumahan yang menurut ku paling mewah karena saat ini ku bisa hidup tenang bahagia dan hidu dengan orang yang ku sayangi, adik ku, gadis manis yang cerdas selalu membuat ku bahagia danselalu memberi hari-hari penuh warna.

pada saat aku dilahirkan mungkin sebagian orang merindukan dan bahkan menantikan akan kehadiran bayi yang lucu dan akan selalu menjaganya, tapi tidak dengan ku. ibu ku seorang pelacur dan ayah ku seorang mucikari, saat aku dalam kandungan ibu ku igin mengugurkan ku karena ayah berfikir kehadiran ku ia merasa akan mengurangi harga jual ibu ku, mana ada yang mau dengan pelacur yang sedang mengandung besar dengan harga tinggi.

mungkin tuhan masih menginginkan hu hidup, saat itu aq tak mengerti apa yang di rahasia tuhan yang mengingin kan ku tetap hidup. seandainya saat itu aq disuruh memilih mungkin aku akan memilih untuk mati. saat ku beranjak kanak-kanak, aku membatu ayah ku untuk menjual minuman keras dimana ayah dan ibu bekerja, tidak seperti anak-anak lain yang bermain begitu asiknya menikmati masa kanak-kanak.

tanggal 20 januari 1998 tepat saat usia ku 15 tahun cerita drama kehidupan ku dimulai, ayah ku meninggal dunia karena perkelahian dengan preman yang tidak mau membayar jasa ibu ku, saat itu aku bingung harus sedih atau bahagia kehilangan orang yang menjual istrinya hanya demi kebahagiananya. ibu ku tidak bisa berhenti menjadi pelacur karna ayah ku terlilit utang. setahun setelah ayah ku meninggal ibu ku mengandung kembali, dan hari-harinya penuh dengan penderitaan dipukul diinjak bahkan pernah ibu ku keluar tanpa mengunkan pakaian karena tidak mau melayani preman yang membunuh ayah ku. pada saat itu aku berjanji mengumpulkan uang untuk dapat membayar utang ayah ku dan membebaskan ibu ku dari neraka ini.

tanggal 19 september 2000 adik kecil ku lahir, ibu begitu menyayangi kami dia selalu berusaha membahagiakan kami dengan segala waktunya, dan ibu ku berjaji akan membawa kami pergi dari sini dan menjoba menyusun kembali hidup didesa, hari berjalan minggu berjalan tahun berjalan, saat itu aku berhasil mengumpulkan tabungan ku, aku menghitung jumlahnya pas untuk membayar utang ayah ku, aku berlari kerumah memanggil ibu.. ibu.. ibu.. teriak ku. aku terkejut melihat ibu ku berbaring tak sadarkan diri. akhirnya aq membawa ibu ku kerumah sakit. sudah satu jam aq menunggu siapa pun keluar dari rumah ruangan dimana ibu ku dirawat. jatung ku terus berdetak kencang. aku tak kuasa menunggu, dan tiba-tiba dokter keluar.” dik sapanya”, iia dok sahut ku “kamu bisa ikut saya keruangan”, aku berjalan dengan jantung ku berdetak kencang masih tak bisa tenang apa yang sebenarnya terjadi dengan ibu ku, tuhan tolong selamatkan ibu ku, terikak ku dalam hati, “silakan dik” dokter menyuruh ku duduk “dik saya punya kabar buruk”, deg.. hati ku seakan berhenti, “apa dok cepat katakan, tolong dok, tolong ibu ku, selamatkan bu ku hik.. hik..”, aku tak bisa berhenti menangis, “tenang dik”, dokter menghampiriku dan mengelus bahu ku mencoba menenangkan ku, “dik sebelumnya bisakah kamu panggil ayah mu, karena ini menyangkut nyawa ibu mu”, aq tak bisa berkata apa-apa lagi mendengan kata-kata pak dokter “dok ayah ku sudah meninggal dan aq tak punya keluarga lagi disini dan aku tak tau dimana keluarga ku yang lain, aku mohon dok katakan pada ku, aq akan berusaha menerimanya”, “baiklah dik, ibumu terinveksi penyakit HIV AIDS & kondisinya sudah parah dan dia sudah hampir 5 tahun menyembunyikannya”, “apa… li..li.. ma taah.. un, daa.. n waktu ibu ku tidak la.. ma lagi..”, “maafkan saya ya dik, apa kamu memiliki adik?”, “punya dok umurnya baru 3 tahun, apakah mungkin adik saya juga kena?”, “saya belum tahu kalo belom memeriksanya”, terima kasih dok saya ingin bertemu ibu saya, aku pun berlari ke ruangan ibu ku, aku marah aku benci dengan kelakuan ayah ku, dia yang menyebabkan semua ini terjadi, rasanya tidak adil dia mati begitu cepat!.

Bersambung…

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com