Demi waktu yang telah berlalu, kini dan yang akan datang, sudah kah kita melakukan yang terbaik? pertanyaan itu selalu timbul kala kita melihat wktu yang begitu sempit di pergelangan tangan atau yang tergantung didinding. waktu bagaikan mata pisau yang akan dapat mematikan kita secara sekejap mata atau pun dalam waktu yang lama, waktu adalah pilihan saat kita lebih mementingkan ego atau hati nurani. penyesalan, kebahagian tergantung jalan mana yang kita ambil.
Melihat kebelakang dan selalu meratapi nasib seperti halnya melihat air dalam kolam yang keruh, hampa dan tanpa harapan. karna apa pun yang kita lakukan apa yang kita miliki hari ini tidak ada satu pun yang dapat kita lakukan untuk merubah masa lalu. jangan lah pernah hidup dalam banyang-banyak masalalu baik itu sedih, penyesalan atau pun bahagia. kenapa bahagia?, karna kebahagianaan masa lalu hanya akan menjadi kepuasan yang akan menghambat kita untuk mendapatkan hal-hal lebih bahagia yang dimasa depan, kenapa sedih? karna kesedihan akan jadi belenggu yang akan selalu menghantui kita yang mengatas namakan trauma ataun ketidak beranian, kenapa penyesalan?, karna penyesalan akan menjadi krikil tajam yeng membuat kita takut akan melakukan perubahan.
Dari ketiga belenggu masalalu yang harus kita hilangkan. karna pada dasarnya manusia akan selalu hidup akan masalalu yang tanpa disadari adalah racun yang mematikan kita secara perlahan. Jika kamu bertanya kita tidak akan dapat apa-apa donk dimasalalu!!! jawabanya pasti ada, tetapi jangan dijadikan hal yang selalu kita puja atau kita sesali tapi dijadikan pelajaran, seperti halnya orang yang memulai usaha dan ia gagal, jika ia jadikan masa lalu adalah hantu ia akan selamanya menjadi pesakitan yang selalu dibayang-banyangi kegagalan. Hidup seperti roda berputar pada porosnya yang pastinya terkadang diatas dan dibawah, kunci dari sebuah kesuksesan adalah optimis. seperti halnya Abraham Licaoun ia adalah mantan presiden Amerika yang berkali-kali mengalami kegagalan dan akhirnya menjadi seorang Presiden.
Kegigihan, Optimis dan mejadikan masa lalu bukan sebagai beban tapi sebagai pelajaran yang berharga untuk merubah hari ini dan hari esok.